SAMARINDA. Upaya Pemkot Samarinda menanggulangi banjir melalui instansi terkait dengan menurunkan pasukan "hantu banyu" ternyata belum maksimal. Pasukan tersebut bertugas untuk mengeruk sedimentasi atau endapan lumpur di saluran air kawasan Samarinda Kota secara manual, namun belum bisa meminimalisasi banjir di kawasan tersebut.
Buktinya, hujan deras yang mengguyur beberapa wilayah di Kota Tepian, Jumat (28/12) siang lalu, membuat sejumlah kawasan di dalam kota kembali terendam banjir. Seperti di Jl Mulawarman, Jl P Flores dan Jl P Hidayatullah, Kelurahan Pelabuhan, Samarinda Kota.
Walau air yang menggenangi jalan hanya setinggi mata kaki orang dewasa, tapi banyak kendaraan yang melintasi kawasan tersebut monggok dan terpaksa didorong ke pinggir jalan.
Kemacetan akibat banjir "sambil lewat" itupun tak dapat dihindarkan. Kendaraan yang melintas, terutama motor, harus ekstra hati-hati saat melintas di jalan yang terendam banjir. Keluhan pun tak dapat dihindarkan.
Seperti yang dikatakan Slamet Nurhadi (33), warga Jl Abul Hasan, Kelurahan Pasar Pagi, Samarinda Kota. Ia terpaksa mendorong motor yang dikendarainya ke pinggir jalan, lantaran mogok.
"Sudah sering saya dorong motor begini, kalau sudah di sini banjir. Saya heran kenapa di sini sering banjir, padahal yang saya tahu parit di pinggir-pinggir jalan di kawasan ini sudah dibersihkan. Saya kalau pulang kerja lewat di sini. Jadinya saya tahu benar situasinya," katanya.
Sama halnya dengan dikatakan Ambo Dollah, pedagang kaki lima di kawasan Jl Mulawarman. Ia mengatakan, banjir sering terjadi lantaran sampah yang menumpuk di dalam parit, membuat air tidak mengalir dengan lancar.
"Lihat saja sendiri, sampahnya sampai meluap keluar parit. Yang seperti ini tidak pernah dibersihkan," katanya sembari menunjukan sampah plastik yang menumpuk di parit dan terlihat di lubang kontrol parit
Sumber
Buktinya, hujan deras yang mengguyur beberapa wilayah di Kota Tepian, Jumat (28/12) siang lalu, membuat sejumlah kawasan di dalam kota kembali terendam banjir. Seperti di Jl Mulawarman, Jl P Flores dan Jl P Hidayatullah, Kelurahan Pelabuhan, Samarinda Kota.
Walau air yang menggenangi jalan hanya setinggi mata kaki orang dewasa, tapi banyak kendaraan yang melintasi kawasan tersebut monggok dan terpaksa didorong ke pinggir jalan.
Kemacetan akibat banjir "sambil lewat" itupun tak dapat dihindarkan. Kendaraan yang melintas, terutama motor, harus ekstra hati-hati saat melintas di jalan yang terendam banjir. Keluhan pun tak dapat dihindarkan.
Seperti yang dikatakan Slamet Nurhadi (33), warga Jl Abul Hasan, Kelurahan Pasar Pagi, Samarinda Kota. Ia terpaksa mendorong motor yang dikendarainya ke pinggir jalan, lantaran mogok.
"Sudah sering saya dorong motor begini, kalau sudah di sini banjir. Saya heran kenapa di sini sering banjir, padahal yang saya tahu parit di pinggir-pinggir jalan di kawasan ini sudah dibersihkan. Saya kalau pulang kerja lewat di sini. Jadinya saya tahu benar situasinya," katanya.
Sama halnya dengan dikatakan Ambo Dollah, pedagang kaki lima di kawasan Jl Mulawarman. Ia mengatakan, banjir sering terjadi lantaran sampah yang menumpuk di dalam parit, membuat air tidak mengalir dengan lancar.
"Lihat saja sendiri, sampahnya sampai meluap keluar parit. Yang seperti ini tidak pernah dibersihkan," katanya sembari menunjukan sampah plastik yang menumpuk di parit dan terlihat di lubang kontrol parit
Sumber
No Responses to "Samarinda - Normalisasi Parit Belum Maksimal"