Dampak seksual melakukan sunat atau khitan masih menjadi subyek perdebatan sampai saat ini. Banyak penelitian telah dilakukan untuk menyelidiki apakah sunat memiliki efek pada dorongan seksual, fungsi ereksi, ejakulasi dini atau tertunda, kepuasan seksual, sensasi seksual dan sensitivitas penis. Penelitian juga menilai apakah sunat mempengaruhi praktek seksual lain selain bercinta, dan apakah pria yang disunat dapat mempengaruhi pengalaman seksual wanita pasangannya.
Penelitian-penelitian tersebut memiliki kesimpulan yang berbeda. American Academy of Pediatrics menyimpulkan bahwa laki-laki yang disunat memiliki lebih sedikit masalah seksual dan aktifitas seks yang lebih variatif, laporan tersebut juga disertai catatan bahwa pria yang disunat memiliki sensasi dan kepuasan seks yang menurun.
Disfungsi Ereksi (Impoten)
Sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam International Journal of Men’s Health menunjukkan bahwa pria yang disunat memiliki kemungkinan menderita impoten atau disfungsi ereksi 4,5 kali lebih besar daripada laki-laki utuh yang tidak disunat. Penelitian dilakukan oleh Dan Bollinger dan Robert S. Van Howe, MD, MS, FAAP menemukan hubungan yang kuat antara sunat dan disfungsi ereksi dalam survei mereka terhadap 300 laki-laki.
Penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa khitan pada penis menimbulkan kerusakan pada fungsi ereksi dan mengurangi sensitifitas penis. Studi lain menemukan bahwa ejakulasi dini lima kali lebih mungkin terjadi pada pria yang disunat. Dan penelitian di Denmark melengkapi kesimpulan tersebut dan meyebutkan bahwa pria yang disunat tiga kali lebih mungkin mengalami disfungsi ereksi.
Fakta lain yang menunjukkan hubungan sunat dengan disfungsi ereksi didapat dari tingkat penjualan viagra di Amerika Serikat. Diketahui sebanyak 18% pria Amerika Serikat – dimana 3/4 dari jumlah tersebut memiliki penis yang disunat – mengalami disfungsi ereksi. Jumlah tersebut setara dengan 18 juta orang. Dari statistik diketahui bahwa Amerika Serikat yang mempresentasekan 5% penduduk dunia menyumbang 46% penjualan viagra.
Fink dkk, dalam sebuah studi di Amerika dari 123 laki-laki, menemukan bahwa sunat medis mengakibatkan fungsi ereksi memburuk (p = 0,01). Kim dan Pang melaporkan tidak ada perbedaan yang signifikan dalam ereksi. Laumann melaporkan sebaliknya bahwa pria yang disunat mengalami kesulitan mempertahankan ereksi yang lebih rendah tetapi hanya pada tingkat 0,07 (OR 0,66; 95% CI, 0,42-1,03).
Cortés-González melaporkan peningkatan statistik yang signifikan dalam fungsi ereksi setelah sunat (p = 0,0007). Sementara Frisch tidak menemukan perbedaan statistik yang signifikan dalam fungsi ereksi antara pria yang disunat dan tidak disunat.
Sensitivitas Kepala Penis
Sejumlah penelitian dilakukan untuk mengetahui apakah kepekaan kepala penis dipengaruhi oleh sunat. Masters dan Johnson (1966) melaporkan tidak ada perbedaan signifikan secara klinis antara penis yang disunat dan yang tidak disunat. Studi awal ini dikritik karena kurang didokumentasikan dan tidak tunduk pada peer review.
Pada Januari 2007, American Academy of Family Physicians (AAFP) menyatakan efek sunat pada sensasi penis atau kepuasan seksual tidak diketahui karena epitel dari kepala penis menjadi cornified, dan karena beberapa syaraf terlalu mengarah ke desensitisasi, banyak yang percaya bahwa penis yang disunat menyebabkan kurang sensitif.
Salah satu penyebab sensitifitas berkurang adalah saraf perineum yang bertugas memberikan sensor seksual. Saraf perineum sangat penting bagi aktifitas seks, bercinta dan saat orgasme pada pria dan wanita. Tanpa input dari saraf perineum maka hubungan seks dan kepuasan seksual akan terbatas. Pada laki-laki, kerusakan saraf perineum menyebabkan kesulitan ereksi, dan mengganggu fungsi ejakulasi dan orgasme. Cedera pada saraf perineal diketahui dapat menyebabkan disfungsi seksual permanen.
Saraf perineum berada di sepanjang batang penis dimulai dari bagian bawah sampai di daerah frenulum. Frenulum adalah titik pertemuan antara bagian kepala penis dan kulit penis dan merupakan salah satu area sensitif penis yang dipersarafi oleh saraf perineum. Selama hubungan seksual, kulit penis memendek dan mengekspos frenulum, rangsangan akan terjadi setiap kali penis masuk dan keluar dari vagina. Melakukan sunat akan memutuskan syaraf pada titik frenulum sehingga dapat mengurangi sensitifitas penis
Sensitifitas Kulit Penis
Beberapa peneliti baru-baru ini menegaskan bahwa kulup penis dapat menjadi responsif secara seksual. Para penentang sunat banyak mengutip pendapat ini yang melaporkan tentang kepekaan dan persarafan pada bagian kulup penis.
Sunat menghilangkan bagian gerigi pada ujung kulup. Taylor (1966) mengamati bahwa bagian kulup tersebut memiliki saraf Korpuskel Meissner yang merupakan salah satu saraf sensitif. Taylor mengatakan bahwa bagian kulup tersebut secara seksual bersifat sensitif dan memiliki peran yang cukup besar dalam fungsi seksual yang normal. Taylor juga mengatakan ketika melakukan aktifitas seks, bagian kulup akan menciptakan sensasi seksual ketika melakukan kontak dengan kepala penis.
Sebuah studi menyeluruh pada lima kasus pria penderita impoten yang disunat dan melakukan pemeriksaan fisik dan laboratorium termasuk pemeriksaan menyeluruh pada alat kelamin, pemeriksaan neurologis, jumlah darah, tes toleransi glukosa oral, dan yodium terikat protein T-4, elektrolit serum, VDRL, jumlah sperma dan tes hydroxysteroid. Tak satupun dari hasil tersebut menunjukkan hasil yang signifikan dan khitan disebut hanya sebagai faktor yang bersifat umum saja.
Beberapa pendapat medis menyebutkan bahwa sunat merupakan faktor risiko yang lebih bersifat psikologis dan psikosomatis pada disfungsi ereksi karena menciptakan trauma seksual dan kerusakan penis. Ada banyak hal lain yang bisa menjadi penyebab disfungsi ereksi atau impotensi, salah satunya adalah trauma dan rasa sakit saat sunat.
Sunat atau khitan umumnya berada di wilayah spiritual atau keyakinan ketimbang medis. Meskipun beberapa penelitian lain menyebut manfaat sunat yang dapat mencegah penularan virus HIV/Aids pemahaman yang luas terhadap dampak positif dan negatif sunat masih sangat kurang, terutama dari sisi medis.
Setiap orang memiliki hak untuk mendapatkan kesehatan seksual yang baik dan juga merasakan kesenangan psikofisik secara penuh. Disfungsi ereksi dan gangguan seksual lainnya bisa menghancurkan kehidupan banyak pria. Lepas dari aspek keyakinan, pihak medis harusnya aktif memberikan penyuluhan terhadap manfaat dan efek dari sunat kepada masyarakat. (www.seksualitas.net)
Home » Pria Dewasa » Sunat Sebabkan Impoten, Betulkah?
No Responses to "Sunat Sebabkan Impoten, Betulkah?"